Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

SUPER MOM

Gue baru tersadar bahwa gue sedang "menjalani hidup yang luar biasa". Hal yang membuat gue sadar yaitu saat mama bilang, ternyata hidup yang kita jalani rasanya seperti sinetron yang tiap hari kita tonton. Kehidupan bertubi-tubi mana yang belum pernah keluarga kita alami? Mulai dari anak-anak mama yang dicemooh, bapak sakit keras sampai meninggal, bapak tertimpa masalah dipekerjaannya, hubunan pernikahan anak-anak yang tidak harmonis, fitnah yang kejam dalam pekerjaan kakak-kakak gue, perpecahan persahabatan mama dengan teman baiknya, caci maki, mengumpat (berdusta) demi membela sesuatu yang sebenarnya belum pasti, rela dihina demi menjaga kehormatan orang lain dan ada lagi yang gak bisa gue sebutin lagi. Terlalu bertubi dan lebay sih... Tapi nyatanya yang lo pikir itu lebay, itu semua di alami dari 1 per 1 anggota keluarga gue.  Tapi gue baru sadar, ternyata selama ini kita mencoba menerima situasi ini, bukan menanyakan "Kenapa ini terjadi ke kita" . Memang aw

Nolak Rejeki atau Bukan?

Dulu sih suka iseng waktu kecil gambar-gambar/desain baju gitu, sempet jadi sebuah baju dan dipakai untuk lomba fashion show temen. Sayang gue gak sempet foto itu baju, secara itu gue bikin saat masih kelas 1 SMP, belom ngerti pentingnya sebuah dokumentasi seperti jaman sekarang. Waktu berlalu hobi desain pun berubah ketika usia beranjak SMA, waktu menjelang lulus gue bercita-cita jadi ahli sastra Sunda atau guru pendidikan Luar Biasa, ya seorang guru untuk anak-anak berkebutuhan khusus, namun sebelum niat itu diwujudkan, malah tertarik dengan bidang komunikasi, secara gue dulu sulit banget untuk berinteraksi maupun berkomunikasi dengan orang lain, dianggap aneh dan lain-lain.  Ada lagi cita-cita gue setelah masuk kuliah, yaitu jadi fotografer yah tapi gak bakat, sense of art gue mulai mengendur karena kebanyakan keinginan. hahahahaha… Sampai akhirnya ikutan organisasi fotografi, tapi saat pameran gue mengundurkan diri. Kenapa ya semua yang udah di depan mata gue tinggal sela

Tak semuanya harus bernilai

Pengorbanan tidak harus berbentuk nyawa atau materi, terkadang "kejujuran" juga bisa menjadi bentuk sebuah pengorbanan. Di dunia yang serba realistis ini, kadang terlalu muluk jika melewatkan kesempatan dalam bentuk apa pun, entah itu jodoh, karir maupun kesehatan.   Bekerja sesuai dengan passion memang dambaan semua orang, namun terkadang ada 2 jenis orang dalam hal ini, yaitu:  1. Orang yang sengaja melepaskan kesempatan bekerja sesuai dg passion karena suatu hal, atau  2. Orang yang memang tidak mendapatkan kesempatan tersebut Yang gue maksud kejujuran menjadi pengorbanan yaitu saat lo memungkiri kebenaran bahwa lo menyukai pekerjaan itu, tapi rela melepaskannya karena suatu hal yang lebih berharga. Namun di sisi lain lo lupa, ekspektasi lo berlebihan tentang pengorbanan lo itu. Gak semua pengorbanan akan dimengerti, gak semua pengorbanan mendapatkan tujuannya, tapi lo harus ingat pengorbanan juga akan berakhir di kekecewaan. Dan yakinlah, semuanya tidak sia-si